Kita dan Jendela - Oleh Ahmad Soleh
Ada kisah biasa-biasa saja antara aku, kau, dan jendela itu. Suatu waktu pernah kau melewatinya tanpa menghiraukanku. Aku memandangi langkah kakimu. Waktu pelan-pelan rasanya ingin kuhentikan saja. Tapi, ini bukan dongeng sihir atau film fiksi yang menggelikan. Jendela yang menyekat kita begitu jauh. Rasanya, dinding-dinding yang berjajar rapi di antaranya tampak biasa saja. Tak membuatku risau. Berbeda dengan jendela itu. Jendela yang saban pagi membawa bayanganmu melintas di pikiranku. Jendela yang saban waktu menyuguhkanku senyum dan tawa yang tak bisa kubawa pulang. Esok hari, sebelum kau lewat lagi, akan kugelar kain tebal untuk menutup jendela itu. Warnanya hitam pekat. Bahkan, bayanganmu pun tak akan mampu menembusnya. Dan benar saja, aku kehilangan. Kehilangan jendela itu.
2021
Komentar
Posting Komentar