Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2022

Esai: Buya Syafii dan Kritik buat Politisi

  Buya Syafii dan Kritik buat Politisi - Oleh Ahmad Soleh Ahmad Syafii Maarif yang karib disapa Buya Syafii merupakan tokoh Muslim progresif yang lahir di Sumpur Kudus, Sumatra Barat, pada 31 Mei 1935—tepat berulang tahun saat tulisan ini ditik. Buya Syafii baru saja meninggalkan kita beberapa hari yang lalu. Sungguh mulia, selain wafat pada hari baik, yakni Jumat, 27 Mei 2022, Buya Syafii juga meninggalkan jejak-jejak peninggalan semacam wasiat berharga untuk kita semua, untuk anak-anak bangsa. Bukan kata-kata motivasi, bukan barisan sajak-sajak bijak, bukan pula ungkapan-ungkapan syahdu. Bukan, bukan itu. Lebih dalam dari sekadar kata-kata, Buya Syafii memberikan kita teladan lewat laku. Ia meninggalkan begitu banyak jejak kebaikan. Kebaikan itu ialah laku agung. Laku sang begawan yang begitu sulit kita cari dari sosok manapun di negeri ini untuk saat ini. Egaliter, toleran, dan menjunjung tinggi kemanusiaan, di sisi lain juga Muslim yang kaku dalam beribadah. Namun, lagi-lagi sosok

Puisi: Hanya Kosong

Hanya Kosong - Oleh Ahmad Soleh Akar kehidupan adalah kosong Rasa lapar dimulai dari perut kosong Rasa kantuk tiba disebabkan energi kosong Lalu terjaga karena sadar akan mimpi-mimpi kosong ( Tapi lupa, lalu tidur lagi di siang bolong ) Manusia bekerja karena sadar kantongnya kosong ( Gentongnya kosong, bakulnya kosong, dapurnya melompong ) Manusia menipu karena yang ia punya hanya fakta kosong ( Percaya hoaks, tapi berlaga songong ) Manusia peduli dimulai dari batin yang kosong ( Yang setiap hari sibuk memborong ) Manusia saling mencintai karena ia sadar hatinya kosong ( Ruang hampa yang sesak, tidak plong ) Manusia juga bisa saling mencaci dimulai dari etika kosong Manusia bisa saling memakan karena sadar hidupnya kosong Manusia bisa saling menindas hanya demi sebuah harapan kosong Manusia bisa jadi beringas karena pikirannya kosong Manusia bertindak karena sadar hidup tak boleh omong kosong ( Juga tak boleh terlalu banyak bengong ) Manusia mengingat Tuhan dimulai dari iman kosong (

Esai: Dakwah yang Menggembirakan

Dakwah yang Menggembirakan - Oleh Ahmad Soleh* “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS Ali Imran: 142). Dakwah ialah mengajak kepada kebaikan dan mencegah pada keburukan (amar makruf nahyi mungkar). Kendati, umumnya masyarakat awam memaknai dakwah hanya pada hal-hal yang bersifat surga-neraka, ukhrawi, spiritualistik, dan berkaitan dengan kesalehan individual saja. Suatu anggapan yang mungkin tidak salah, tetapi telah menggeser atau setidaknya menyempitkan makna dakwah itu sendiri. Dakwah adalah aktivitas yang membutuhkan kesabaran tingkat tinggi. Kesabaran berada pada dimensi personal seseorang. Sebab itulah rasul dan para nabi adalah mereka yang benar-benar telah dipilih oleh Allah, merekalah yang benar-benar memiliki hati yang suci, ketabahan, dan perilaku agung. Mereka adalah orang-orang agung yang lulus dalam ujian kesabaran. Sebab, tanpa memiliki kesabar